Menurut halaman dokumentasi developer Android, Android Q akan membawa beberapa perubahan yang akan meningkatkan keamanan privasi pengguna. Salah satu perubahan tersebut adalah Android Q akan membatasi kemampuan aplikasi pihak ketiga untuk mengubah pengaturan Wi-Fi.
Dikutip dari halaman developer.android.com:
Restriction on enabling and disabling Wi-Fi
Apps running on Android Q cannot enable or disable Wi-Fi. TheWifiManager.setWifiEnabled()
method always returns false.If needed, use a settings panel to prompt users to enable and disable Wi-Fi.
Dengan adanya perubahan ini maka semua aplikasi pihak ketiga yang berjalan di Android Q tidak akan bisa lagi mengaktifkan dan/atau menonaktifkan Wi-Fi. Mulai di Android Q, mengaktifkan atau menonaktifkan Wi-Fi harus dilakukan secara manual oleh pengguna, yaitu men-tap tombol on/off secara langsung.
Nah, yang jadi masalah adalah perubahan pada Android Q ini berdampak langsung pada banyak aplikasi di Google Play Store, terutama aplikasi otomatisasi seperti IFTTT, Tasker, dan MacroDroid yang mana aplikasi-aplikasi tersebut dapat digunakan untuk mengaktifkan dan menonaktifkan Wi-Fi secara otomatis di latar belakang tanpa harus ada input dari pengguna.
Sebagai kompensasi, Google memperkenalkan sebuah fitur/API baru di Android Q yang bernama Settings Panel. Settings Panel adalah fitur yang memungkinkan sebuah aplikasi memunculkan panel pengaturan konektivitas (Wi-Fi, Mobile data, Airplane mode) berdasarkan konteks dari aplikasi yang sedang berjalan.
Android Q introduces Settings Panels, an API which allows apps to show settings to users in the context of their app. This prevents users from needing to go into Settings to change things like NFC or Mobile data in order to use the app.
For example, suppose a user opens a web browser while their device is in airplane mode. Prior to Android Q, the app could only display a generic message asking the user to open Settings to restore connectivity.
Sayangnya menurut saya Settings Panel ini tidak bisa benar-benar dijadikan pengganti yang setara. Meskipun kemunculannya bisa secara otomatis tetapi tetap saja lebih inferior dibanding aplikasi otomatisasi.
Selain itu, contoh yang diberikan Google mengenai skenario penggunaan Settings Panel sedikit misleading. Google memberikan kesan kalau masuk ke Settings adalah satu-satunya cara untuk bisa mengubah pengaturan Wi-Fi atau Mobile data, padahal, pengguna tidak perlu repot-repot meninggalkan aplikasi yang sedang berjalan untuk membuka Settings karena panel notifikasi standar yang menyediakan tombol/toggle Wi-Fi, Mobile data, dan Airplane mode sudah bisa diakses dengan mudah dari status bar. Jadi menurut saya fungsi Settings Panel ini overlap dengan panel notifikasi standar, dan bukanlah sesuatu yang harus segera ada untuk mengisi fitur yang sebelumnya tidak ada.
Saya sendiri berharap kalau Google akan membuat perubahan di versi final Android Q nanti. Karena saya merasa akan ada banyak aplikasi yang akan terkena dampak dari perubahan ini. Makin banyak aplikasi yang di-update untuk memberikan support Android Q maka akan banyak pula aplikasi yang akan dikurangi fiturnya.