Mengontrol izin akses aplikasi di Android dengan Bouncer

Saat meng-install sebuah aplikasi dari Google Play Store (atau dari store pihak ketiga) dan menjalankannya untuk pertama kali, umumnya aplikasinya akan memunculkan kotak dialog untuk meminta izin untuk menggunakan informasi atau akses ke fitur-fitur tertentu. Akses ke fitur tertentu itu berguna agar aplikasinya bisa berjalan dengan baik dan menjalankan semua fitur sesuai dengan fungsinya. Sebagai contoh, izin untuk menggunakan kamera, izin untuk menggunakan microphone, izin untuk mengakses memori penyimpanan, izin untuk mengakses kontak, izin untuk menggunakan layanan lokasi/GPS dan lain sebagainya.

Tentang Permissions atau izin akses

Permission atau izin akses (atau izin saja), adalah fitur keamanan pada Android yang berfungsi untuk melindungi data dan privasi pengguna. Izin akses akan melindungi data dan privasi pengguna dengan membatasi apa saja data/informasi yang bisa diakses oleh sebuah aplikasi. Dengan begitu setiap aplikasi yang membutuhkan informasi tertentu harus meminta izin kepada penggunanya terlebih dahulu, dan penggunanya harus memberikan izin sebelum sebuah aplikasi bisa mengakses informasi yang diminta.

Memberi permission atau izin akses ke sebuah aplikasi sebenarnya hal yang penting kalau akses yang diinginkan memang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi utamanya. Namun sayangnya pada kenyataannya ada banyak aplikasi yang meminta izin akses yang lebih dari yang sebenarnya dibutuhkan oleh aplikasi tersebut. Atas dasar itu dibuatlah aplikasi Bouncer (@sam_ruston), sebuah aplikasi yang berfungsi untuk mengontrol izin akses aplikasi pihak ketiga di perangkat Android.

Tentang aplikasi Bouncer

Bouncer gives you the ability to grant permissions temporarily. Want to tag a location or take a photo, but don’t want that app to be able to use the camera or get your location whenever it wants? Bouncer gives you exactly that. As soon as you exit the app, Bouncer will automatically remove the permission for you in an instant so you can get back to doing what you do best, without having to worry about apps invading your privacy and wasting your battery.

Pada dasarnya Bouncer memungkinkan pengguna untuk mengontrol setiap permintaan izin akses dari aplikasi pihak ketiga. Dengan Bouncer, pengguna bisa mengatur apakah izin akses yang diberikan ke sebuah aplikasi hanya sementara waktu saja atau seterusnya/permanen.

Menggunakan aplikasi Bouncer

(Catatan: Bouncer hanya kompatibel pada perangkat-perangkat yang berjalan di Android 7 Nougat dan di atasnya. Oh ya, Bouncer tidak butuh root atau ADB hack.)

Saat pertama kali menjalankan Bouncer, Anda akan diminta untuk mengaktifkan Accessibility services untuk Bouncer. Accessibility services adalah kunci utama agar Bouncer dapat menjalankan fungsinya karena fitur Accessibility services-lah yang membuat Bouncer bisa mengelola permission/izin akses dari aplikasi lain.

Setelah mengaktifkan Accessibility services, Bouncer sebenarnya sudah bisa digunakan tetapi pada tahap ini Bouncer hanya bisa mengontrol izin akses dari aplikasi yang baru di-install setelah Bouncer di-install. Aplikasi yang ter-install sebelum Bouncer tidak akan mendapat efek apa-apa. Untuk itu Bouncer akan menyarankan untuk melakukan reset permission untuk mencabut semua izin akses aplikasi pihak ketiga yang ter-install sebelumnya. Setelah mereset izin akses semua aplikasi, maka semua aplikasi akan menjadi seperti baru di-install dan harus meminta izin akses kembali.

Pada saat Anda membuka sebuah aplikasi, biasa akan muncul dialog permintaan izin akses ke fitur yang dibutuhkan oleh aplikasi tersebut. Misalnya saja Telegram, saat pertama kali dijalankan salah satu izin akses yang diminta Telegram adalah akses ke microphone agar fitur telepon bisa digunakan. Biasanya saat muncul dialog, pilihan yang ada adalah “DENY” dan “ALLOW”. DENY berarti menolak permintaan izin akses ke microphone yang artinya fitur telepon pada Telegram tidak akan bisa digunakan. Sedangkan ALLOW berarti mengijinkan Telegram mengakses microphone.

Bouncer

Begitu sebuah aplikasi telah diberi izin akses (ALLOW) oleh pengguna, Bouncer akan menginterupsi dengan sebuah notifikasi yang berisi opsi apa saja akan dilakukan Bouncer ketika pengguna keluar dari aplikasi tersebut. Ada tiga pilihan yang diberikan, yaitu:

  1. KEEP: Izin akses akan diberikan sampai dengan seterusnya/permanen.
  2. REMOVE: Izin akses akan diberikan hanya pada saat itu juga (saat aplikasi dijalankan), dan izin aksesnya akan dicabut kembali saat pengguna keluar dari aplikasi melalui tombol Home.
  3. SCHEDULE: Izin akses akan diberikan selama waktu tertentu saja, yang kemudian akan dicabut oleh Bouncer setelah waktu tersebut habis.

Pada intinya, opsi KEEP akan menyimpan izin akses yang diminta, sedangkan opsi REMOVE dan SCHEDULE akan menghapus izin aksesnya secara otomatis setelah pengguna keluar dari aplikasi. Maksudnya otomatis adalah Bouncer akan mengingat pilihan yang dipilih pertama kali oleh pengguna untuk setiap aplikasi, sehingga tidak akan ada lagi notifikasi dari Bouncer ketika sebuah aplikasi dijalankan untuk yang kedua kalinya.

Begitu pengguna telah memilih salah satu dari ketiga opsi di atas, aplikasi akan berjalan normal seperti biasa. Bedanya, setiap kali ada izin akses yang diminta oleh sebuah aplikasi maka pengguna juga harus memberi (atau menolak) izin akses tersebut satu persatu. Nah, pada saat aplikasi ditutup/dikeluarkan itulah Bouncer akan menjalankan tugasnya sesuai dengan opsi yang dipilih pengguna di awal. Anda akan melihat proses (secara instan) ketika aplikasi ditutup dan Bouncer mulai mencabut (switch off) sebuah atau beberapa izin akses dari aplikasi di halaman Settings secara otomatis.

Ada tiga menu utama di dalam aplikasi Bouncer, yaitu History, Manage Apps dan Help.

History menampilkan riwayat aplikasi yang telah diterima atau ditolak izin aksesnya berikut dengan izin akses apa saja yang diminta. Manage apps menampilkan daftar aplikasi yang ter-install di perangkat. Anda bisa melihat izin akses apa saja yang dibutuhkan oleh sebuah aplikasi dengan men-tap nama aplikasinya. Pada menu Help terdapat panduan untuk pemecahan masalah yang umum terjadi. Pengguna bisa membaca langkah-langkah pemecahan masalahnya dan juga bisa langsung menghubungi pembuat aplikasi Bouncer untuk meminta support.

Bouncer

Di halaman Settings (ikon gear) ada beberapa opsi yang perlu diperhatikan.

  • Auto remove: Opsi untuk melakukan proses penghapusan izin akses secara otomatis.
  • Notification settings: Pengaturan notifikasi (suara, getar, dll) untuk aplikasi Bouncer.
  • Default time: Jangka waktu (untuk opsi SCHEDULE) yang diberikan sebelum Bouncer menghapus izin akses secara otomatis.
  • Remove when: Kapan Bouncer akan menghapus izin akses dari aplikasi yang sedang dijalankan.
  • Fix for home button: Opsi untuk memperbaiki masalah (kalau ada) pada tombol Home.

Fitur dan fungsi Bouncer

Fungsi utama Bouncer adalah untuk membatasi izin akses dari setiap aplikasi pihak ketiga, supaya aplikasi-aplikasi yang ter-install tidak menggunakan hak akses yang sebenarnya tidak diperlukan atau jarang digunakan.

Beberapa manfaat yang bisa didapatkan dengan membatasi izin akses dari setiap aplikasi adalah:

  • Privasi, informasi dan data pengguna jadi lebih terjaga (karena akses ke microphone, kontak dan memori penyimpanan dibatasi),
  • Berkurangnya penggunaan data (Internet) di latar belakang,
  • Dapat menghemat baterai (dengan membatasi izin akses ke lokasi/GPS).

Bouncer bisa digunakan pada aplikasi apa saja? Ini contohnya:

Aplikasi pesan: Matikan izin akses ke storage/penyimpanan untuk aplikasi yang jarang digunakan untuk berkirim file seperti dokumen, gambar, video, dll. Matikan juga izin akses lokasi kalau aplikasinya punya fitur mengirimkan lokasi terkini tetapi jarang digunakan.

Peta/Navigasi: Matikan izin lokasi kalau aplikasinya jarang digunakan.

Aplikasi browser: Sebagian orang meng-install lebih dari satu browser pada smartphone-nya dengan berbagai alasan. Anda bisa membatasi izin storage/penyimpanan dan juga izin lokasi (kalau ada) pada browser yang jarang digunakan (bukan browser default).

… dan masih banyak contoh lainnya.

Pada intinya, Bouncer bisa membantu kita sebagai pengguna mengenali fitur-fitur dari aplikasi-aplikasi yang biasa kita gunakan. Sebagai contoh, Twitter punya fitur Tag Location untuk memberi label lokasi pada Tweet kita. Sebenarnya saya jarang pakai fitur itu tetapi ada saat di mana saya akan pakai dan harus memberi Twitter izin akses ke lokasi/GPS perangkat saya. Nah, saya bisa memanfaatkan Bouncer untuk menghapus kembali izin akses ke lokasi saya setelah 30 menit karena saya mungkin tidak akan memakai fitur Tag Location lagi untuk beberapa saat. Dan setelah menggunakan berbagai macam aplikasi, saya mulai mempelajari bahwa ternyata beberapa izin akses yang diminta oleh beberapa aplikasi sebenarnya bisa dicabut.

Kesimpulan

Bouncer tidak gratis, tapi dengan fiturnya yang sangat berguna saya rasa $1 itu sangat worth it. Saya sendiri sudah meng-install Bouncer sejak hari pertama Bouncer diperkenalkan oleh developer-nya, saya suka dengan konsepnya. Dan walaupun sampai sekarang statusnya masih Beta tapi sudah ada banyak pembaruan yang membuat Bouncer jadi lebih stabil dan responsif saat menjalankan tugasnya, setidaknya di perangkat yang saya gunakan.

Namun meskipun begitu Bouncer memang tidak untuk semua orang. Bouncer hanya cocok untuk orang-orang yang memang ingin menjaga privasinya dan ingin memiliki kontrol atas izin akses yang digunakan setiap aplikasinya. Untuk orang awam atau pengguna casual, saya rasa fitur Bouncer ini dirasa tidak begitu penting. Jadi, semua kembali ke bagaimana penggunaan sehari-hari Anda, apakah merasa butuh membatasi hak akses dari aplikasi-aplikasi Anda atau tidak.