Scala for Spotify adalah sebuah aplikasi music discovery yang memberikan pengalaman baru dalam mencari lagu-lagu baru untuk Anda.
Scala terhubung dengan akun Spotify (Premium atau Free) dan akan memberikan rekomendasi lagu-lagu berdasarkan “selera” Anda. Informasi mengenai selera musik Anda diambil datanya dari profil Spotify Anda ataupun dari genre-genre yang bisa Anda pilih secara manual.
Menjalankan Scala pertama kali dimulai dengan mengikuti tutorial. Anda bisa saja melewati tutorialnya namun saya sarankan untuk mengikutinya sampai selesai.
Beberapa hal yang dijelaskan dalam tutorialnya adalah sebagai berikut:
- Pemberian rating: Dilakukan dengan swipe (geser) kiri atau kanan. Kiri untuk tanda tidak suka dan kanan sebagai tanda untuk suka. Selain dengan swipe kiri atau kanan, kita juga bisa memberi rating dengan men-tap tombol/ikon.
- Pemberian favorit: Memberikan tanda favorit (ikon bintang) pada sebuah lagu akan memasukkannya dalam daftar My Favorites yang bisa diakses dari menu di sidebar kiri.
- Playlist: Lagu-lagu yang Anda sukai juga bisa langsung dimasukkan ke sebuah playlist di dalam aplikasi Scala (bukan langsung ke Spotify).
Setelah melewati tutorial, langkah pertama dalam menggunakan aplikasi ini adalah memilih preferensi atau basis dari rekomendasi yang akan diberikan kepada Anda. Preferensi rekomendasi lagu ada dua, yaitu diambil dari data akun Spotify Anda dan dari genre-genre yang Anda pilih secara manual. Memilih Use my Spotify profile akan lanjut ke pemutaran lagu, sedangkan memilih Choose my own genre akan dilanjutkan ke tahap pemilihan genre yang Anda sukai (maks 5). Anda tetap bisa mengubah preferensi dari menu Settings seandainya Anda berubah pikiran atau tidak menyukai rekomendasi lagu yang diberikan secara keseluruhan.
Antarmuka dari Scala cukup sederhana dan mudah dimengerti. Di halaman utamanya ada album art besar, judul lagu, nama artist, tombol tambah ke playlist serta tombol rating dan tombol favorit. Tidak ada tombol kontrol (play, pause), durasi lagu dan seek bar yang disediakan. Untuk pause/resume lagu dilakukan dengan men-tap album art lagu.
Salah satu hal yang saya sukai (sebenarnya ini lebih ke batasan atau limitasi dari aplikasi pihak ketiga yang tidak boleh memainkan sebuah lagu secara penuh) dari Scala ini adalah kita tidak perlu mendengarkan lagunya dari awal. Semua lagu yang dimainkan bersifat preview, jadi yang dimainkan hanya bagian tengah lagu atau di posisi bridge/chorus biasanya berada, bagian yang menurut saya krusial dalam pengambilan keputusan apakah lagu ini layak difavoritkan atau tidak.
Dibandingkan dengan fitur radio pada Spotify yang biasa saya gunakan untuk mencari lagu baru dalam genre yang sama, lagu-lagu yang direkomendasikan Scala terasa lebih acak alias lebih bervariasi. Ini membuat lagu-lagu yang sebelumnya “terkubur” oleh algoritma shuffle/radio di Spotify malah muncul di Scala. Alhasil, koleksi “liked” saya makin bertambah gara-gara Scala.
Oke, sudah ada banyak lagu favorit baru dan playlist baru, selanjutnya bagaimana?
Untuk mengakses fitur export playlist langsung ke Spotify, sayangnya tidak gratis. Dibutuhkan upgrade/donasi sebesar $0.99 atau sekitar Rp15.000. Saya sudah mencoba fitur export ini dan it works well. Tapi apakah mengeluarkan Rp15.000 sepadan dengan fitur ini? Saya rasa tidak, kecuali Anda memang berniat untuk mendukung developer aplikasinya, karena untuk mengubah lagu-lagu favorit dari Scala menjadi sebuah playlist di Spotify masih bisa dilakukan secara manual (masukkan satu persatu) dan hasil akhirnya pun sama saja dengan kalau menggunakan fitur export dari Scala.
Anyway, secara keseluruhan menurut saya Scala ini layak Anda coba terutama buat yang suka mencari lagu-lagu baru di Spotify tapi bosan dengan fitur radio atau playlist random “fresh find” di Spotify.