Qirim adalah sebuah aplikasi pelacak paket dan cek resi, aplikasi yang di jaman sekarang ini menurut saya sudah bisa dimasukkan ke dalam kategori ‘perlu dimiliki’, khususnya bagi orang-orang yang sering melakukan jual beli secara online. Apalagi sekarang ada beragam situs/marketplace yang juga menawarkan berbagai macam pilihan kurir untuk pengiriman barangnya. Sebuah aplikasi lacak paket dan cek resi yang terpadu issa must have.
Qirim memiliki antarmuka yang rapi, bersih, bebas iklan, readability yang bagus, serta mudah dimengerti.
Ada tiga buah fitur utama yang bisa diakses dari navigation bar-nya, yaitu Ongkir, History dan Track.
Menu Ongkir berguna untuk mengecek tarif atau ongkir (ongkos kirim) paket yang dihitung berdasarkan bobot, kota asal dan kota tujuan pengiriman. Hasil cek ongkir yang ditampilkan tersusun dengan baik berdasarkan jasa kurir dan jenis layanannya serta estimasi pengiriman. Hasil cek ongkir juga bisa diurutkan berdasarkan ongkos/tarifnya, sangat membantu untuk menemukan mana jasa kurir yang bisa memberikan tarif termurah.
Hasil cek ongkir bisa dibagikan melalui dua cara, yaitu melalui screenshot atau berupa teks, dan keduanya adalah fitur favorit saya di aplikasi ini. Untuk share ongkir melalui screenshot kita tidak perlu menekan tombol power + volume seperti biasanya karena tombol share yang disediakan pada halaman Ongkir sudah bisa langsung menyimpan screenshot ongkir ke galeri foto. Cara kedua untuk membagikan hasil cek ongkir adalah dengan teks, tetapi lagi-lagi kita tidak perlu repot-repot menyalin teks secara manual karena Qirim sudah menyediakan tombol khusus yang langsung menyalin ongkos kirim. Cukup beri centang pada jenis kurir yang Anda pilih lalu tap tombol salin berwarna hijau maka detail ongkir sudah tersalin dan terformat dengan jelas dan siap di-paste ke aplikasi chat favorit Anda.
Selama memakai Qirim saya merasa kalau aplikasi ini, meskipun cocok juga dipakai untuk pembeli atau penerima barang, cenderung lebih ditujukan ke penjual/pengirim, CMIIW. Kesan ini terasa dari namanya fitur share-nya yang menurut saya lebih dibutuhkan atau lebih bermanfaat bagi orang yang berada di posisi penjual/pengirim.
Pada menu History kita bisa melihat riwayat pelacakan paket yang pernah dimasukkan. Tiap item ditampilkan secara compact dengan desain kartu yang berisi informasi dari status pengiriman, nama penerima dan kurir yang digunakan.
Untuk fitur cek resi, pengguna diberikan dua metode input. Yang pertama adalah input secara manual dan input melalui kamera alias scan barcode. Fitur input melalui scan barcode adalah cara tercepat namun sayangnya pengguna masih harus memilih jenis kurirnya secara manual meskipun kamera sudah sukses membaca barcode-nya.
Qirim is OK. Tapi saya rasa masih banyak ruang atau area yang bisa ditingkatkan untuk bisa menjadi aplikasi package tracker buatan lokal yang terbaik.
Yang pertama menurut saya adalah jumlah jenis kurir yang didukung. Pilihan kurir yang tersedia tidak banyak. Jumlahnya lebih sedikit dibanding aplikasi lain yang sejenis. Setelah saya cek, menurut halaman Qirim di Google Play Store ada lebih dari enam kurir yang tersedia. Sepertinya yang baru dimasukkan ke aplikasi ini baru enam sedangkan pilihan kurir yang lain masih dalam proses (?). Oh ya, tambahan dukungan untuk kurir internasional akan sangat membantu bagi yang suka belanja barang dari luar negeri.
Kedua, Qirim masih belum punya fitur pendeteksi kurir otomatis, jadi pengguna masih harus memilih jenis kurir secara manual untuk bisa melacak paket walaupun hasil scan barcode sudah muncul.
Ketiga, tidak ada fitur notifikasi untuk pelacakan paket. Fitur push notification akan sangat membantu untuk memberikan informasi terbaru mengenai status barang yang dikirim. Apakah barangnya sudah dikirim, transitnya di mana, diterima oleh siapa, dan sebagainya.
Keempat, fitur arsip atau hapus item di History perlu ada. Menyimpan riwayat pelacakan paket memang perlu, tetapi fitur untuk menghapus item yang tidak ingin disimpan dalam History saya rasa juga perlu, dan saya tidak menemukannya di dalam aplikasi ini.
Terakhir, tidak begitu mendesak, tetapi menurut saya konsistensi dalam penggunaan istilah dan bahasa perlu dijaga. Sebaiknya sediakan bahasa antarmuka yang bisa dipilih, misalnya English dan Bahasa Indonesia, daripada menggabung istilah dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia dalam satu antarmuka. Sebagai contoh, Ongkir, Riwayat dan Lacak atau Shipping, History dan Track terasa lebih bagus dibanding yang ada sekarang.