Setelah memutuskan akses aplikasi pihak ketiga tanpa peringatan kepada para pengembang aplikasi pihak ketiga dan penggunanya, Twitter kemudian memperbarui halaman Developer Agreement dengan menyebutkan satu aturan yang menjadi referensi utama mengenai nasib aplikasi Twitter dari pihak ketiga.
Awalnya Twitter (melalui akun @TwitterDev) menyebut tindakan pemblokiran ini adalah untuk “enforcing its long-standing API rules“. Tetapi memutus akses aplikasi pihak ketiga yang sudah ada dari dulu tidaklah masuk akal kalau “long-standing API rules” adalah alasan utamanya.
Nah, beberapa hari setelah memutus akses dan melarang aplikasi pihak ketiga, Elon Musk akhirnya menulis sesuatu yang berkaitan dengan Twitter, lebih tepatnya soal iklan di Twitter.
Kata Elon Musk di tweet-nya, iklan di Twitter itu terlalu sering muncul dan terlalu besar ukurannya. Dan coba tebak apa follow up untuk tweet-nya itu? Ahem… Twitter akan meluncurkan paket berlangganan yang harganya lebih tinggi, khusus bagi yang tidak mau melihat iklan.
Sampai di sini sudah jelas, tidak perlu menduga, tidak perlu berasumsi arahnya ke mana. Twitter memang harus mengorbankan aplikasi pihak ketiga karena aplikasi pihak ketiga tidak menampilkan iklan sama sekali.
Tugas berat Twitter selanjutnya adalah bagaimana memburu dan memblokir add-on atau extension yang bisa digunakan untuk menghilangkan iklan atau promoted tweets di browser.