Ada cukup banyak aplikasi di Google Play Store yang mengklaim bisa menunjukkan siapa saja orang-orang yang punya “perhatian berlebih” kepada kita di Instagram. Misalnya, ada “Who viewed my Instagram”, “Who viewed my profile”, dan masih banyak lagi. Ada pula yang pakai istilah “stalker” di nama aplikasinya, istilah yang sangat menarik perhatian dan membuat orang jadi sangat tertarik untuk meng-install-nya dan mencoba kemampuannya. Tapi bagaimana dengan fiturnya, apakah memang akurat dan sesuai dengan yang dijanjikan?
Website atau aplikasi khusus untuk melacak stalker
Apakah aplikasi-aplikasi semacam “Who viewed my Instagram” benar-benar bisa menunjukkan “stalker” di Instagram? Jawabannya tidak bisa.
Instagram tidak menyediakan akses ke informasi orang-orang yang sering mengunjungi profil kita. Instagram jelas saja punya data tersebut, tapi Instagram tidak membuka akses/infonya ke publik. Baik itu kepada pengguna biasa ataupun kepada para developer/pengembang aplikasi. Bahkan akun bisnis yang punya fitur insight/analyze yang lebih lengkap dari akun standar tetap tidak bisa menunjukkan siapa saja pengunjung profil kita secara spesifik. Kalau pemilik akun bisnis saja tidak punya akses ke informasi semacam itu apalagi dengan akun standar dan aplikasi-aplikasi pihak ketiga. Ini artinya, informasi yang ditampilkan pada website-website atau aplikasi-aplikasi “pelacak stalker” berasal dari data yang dibuat sendiri oleh si pembuat aplikasi, bukan data resmi dari Instagram.
Dari huffingtonpost.co.uk:
we asked Instagram directly if it “was possible for a third-party app or plugin to offer people a way of seeing exactly who looks at their profile pages.”
A spokesperson replied to the Huffington Post UK saying that while they “don’t comment on specific apps. Our terms of conditions make it clear we don’t support this third party use case.”
Jadi sudah jelas, website atau aplikasi yang mengklaim bisa melacak stalker itu cuma hoax. Jangan jadi korban dari aplikasi-aplikasi semacam itu. Terlebih lagi kalau ada aplikasi yang menjanjikan bisa menunjukkan siapa “stalker” sebagai fitur eksklusif tapi dengan membayar atau melakukan paid upgrade terlebih dahulu.
Aplikasi atau fitur berbayar bukanlah sebuah garansi kalau aplikasinya aman digunakan. Bukanlah tanda kalau suatu fitur benar-benar asli. Fitur berbayar juga bukan tanda kalau kita akan benar-benar mendapatkan apa yang dijanjikan. Itu malahan adalah sebuah peringatan, bahwa kalau kita sampai tertipu maka rasanya akan benar-benar sakit (tapi tidak berdarah).
Urutan/posisi viewer di Instagram Stories
Nah, bagaimana dengan urutan viewers Instagram Stories kita? Apakah ada clue di sana?
Mari luangkan waktu sejenak untuk menonton video dari The Verge di bawah ini.
Teori atau asumsi yang umum beredar adalah bahwa orang-orang yang berada di posisi teratas atau terdepan pada daftar viewers Stories kita adalah orang yang paling sering melihat atau membuka halaman profile/feeds kita, dengan kata lain orang yang ada di posisi paling atas adalah si stalker, kurang lebih begitu.
Yang sebenarnya terjadi adalah, yang menentukan posisi teratas pada daftar viewers dari sebuah Stories bukan hanya sekadar aktivitas melihat-lihat profil saja, ada faktor lain yang juga menjadi pertimbangan. Misalnya aktivitas atau engagement/interaksi pemilik Stories dengan orang yang berada di posisi teratas tersebut, dan juga sebaliknya.
Orang yang namanya muncul paling atas/depan mungkin saja adalah orang yang paling setia menunggu update dari Anda, tapi untuk disebut sebagai “stalker“? Rasanya masih belum cukup.
Dari independent.co.uk:
“So the answer is, the people that show up on that list are not the people that stalk you the most – it is actually based on your activity and the people that you are closest to,” said Gutman.
Instagram peduli dengan siapa Anda berinteraksi. Makin sering Anda berinteraksi dengan seseorang (berupa Like foto/video, nonton Stories, memberi komentar atau berbalas DM, bukan sekedar membuka profil saja), Instagram makin senang. Instagram bisa tahu siapa saja yang Anda pedulikan/sayangi dengan menganalisa interaksi Anda dengan orang lain. Dan tentu saja Instagram akan memanfaatkan informasi itu untuk membuat Anda makin betah menggunakan Instagram. Makanya, urutan viewers pada Instagram Stories itu belum tentu menunjukkan posisi seorang stalker, malahan sebaliknya, urutannya menunjukkan posisi orang-orang yang paling Anda pedulikan (yang paling sering berinteraksi dengan Anda atau yang tinggi potensi interaksinya), dan yang bisa membuat Anda betah. Begitupun juga dengan Likes pada foto/video, urutan orang-orang yang memberi Likes tidak selalu terurut secara kronologis. Instagram akan lebih memprioritaskan memunculkan nama orang-orang yang Anda ikuti. Kalau ada sebuah foto dari sebuah akun/page yang Likes-nya sampai ribuan dan ada 5 orang teman Anda yang menyukai foto tersebut maka nama teman-teman Anda itulah yang akan diprioritaskan untuk dimunculkan. Itu sebagai tanda dan “undangan” dari Instagram bahwa foto tersebut disukai oleh teman-teman Anda dan Anda mungkin akan menyukainya juga.
Kesimpulan
Kesimpulannya, aplikasi-aplikasi yang menjanjikan fitur yang bisa melihat siapa pemuja rahasia Anda sebaiknya tidak usah dianggap serius.
Selama belum diluncurkan secara resmi oleh Facebook/Instagram, fitur semacam pelacak stalker yang ditawarkan website atau aplikasi pihak ketiga tidak akan bisa memunculkan data yang akurat.
Karena datanya tidak akurat jangan langsung panik, lalu menuduh. Dan juga jangan langsung berbunga-bunga, lalu baper. Jadikan sebagai hiburan saja, atau kalau bisa tidak usah pakai sama sekali. Ingat, menghubungkan akun Instagram Anda ke aplikasi-aplikasi yang tidak dipercaya itu sangat berbahaya, akun Anda bisa dibajak atau diambil alih.
Referensi:
https://www.independent.co.uk/life-style/gadgets-and-tech/instagram-story-viewers-top-people-how-to-tell-profile-facebook-a8457221.html
https://www.theverge.com/2018/7/20/17594262/instagram-viewer-see-who-stalks-feed
https://www.huffingtonpost.co.uk/entry/instagram-spy-apps-do-they-work_uk_58a17912e4b094a129ecb38a